INGATAN DAN KESADARAN
A.
INGATAN ( MEMORY )
Segala macam belajar
melibtkan ingatan, para ahli psikologi mengethui pentingnya membuat dua
perbedaan dasar mengenai ingatan. Yang pertama, mengenai tiga tahapan ingatan,
memasukkan pesan dalam ingatan (encoding), penyimpanan (storage),
dan mengingat kembali (retrieval). Yang kedua, mengenai duajenis
ingatan- ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
B.
TIGA TAHAPAN INGATAN
Misalkan pada suatu
pagi Anda dikenalkan pada seorang siswi dan Anda diberitahu namanya Ernawati.
Sore harinya anda bertemu kembali dan mengatakan ‘’Anda Ernawati, bukan! Kita
bertemu tadi pagi.’’ Jelaslah bahwa anda ingat namanya tetapi apa sebenarnya
yang anda lakukan?
Kekuatan ingatan anda dapat dibagi kedalam tiga tahapan.
Pertama ketika anda dperkenalkan, dengan suatu cara anda memasukkan nama
Ernawati kedalam ingatan. Ini adalah tahapan ‘encoding’. Anda mengubah fenomena
fisik (gelombang-gelombang suara) yang sesuai dengan nama yang diucapkan
kedalam kode yang diterima ingatan dan anda menempatkan kode tersebut dalam
ingatan. Kedua, anda mempertahankan atau menyimpan nama itu selama waktu antara
kedua pertemuan tadi. Inilah yang dinamakan tahapan penyimpanan (storage
stage). Dan ketiga, anda dapat mendapatkan kembali nama itu dari
penyimpanan pada waktu pertemuan kedua, ini adalah tahapan mengingat kembali
(retrieval stage).
C.
DUA JENIS INGATAN
A.
Ingatan jangka pendek
Kendatipun dalam
keadaan di mana kita harus mengingat informasi untuk beberapa detik saja dan
informasinya mungkin masih dalam keadaan aktif, ingatan tetap mencakup tiga
tahapan.
a.
Pemasukan pesan dalam ingatan (Encoding)
b.
Untuk dapat menyimpan informasi ke dalam ingatan jangka pendek,
kita harus memperhatikan informasi tersebut. Karena kita sangat selektif
tentang apa yang akan kita perhatikan, ingatan jangka pendek kita hanya berisi
apa yang dipilih. Hal ini berarti bahwa sebagian besar dari apa yang telah
terlihat oleh kita tidak pernah memasuki ingatan jangka pendek, dan tentu saja
tidak akan mungkin dapat digunakan untuk pengingatan kembali di kemudian hari.
Memang, setiap kesultan yang diberi cap ‘’kesulitan ingatan’’ sebetulnya
merupakan tidak adanya perhatian. Misalnya, jika anda berbelanja dan kemudian
seseorang menanyakan warna mata pelayannya, anda mungkin tidak dapat
menjawabnya karena anda memang tidak memperhatikannya.
Jika informasi diperhatikan, maka
informasi tersebut disimpan dalam ingatan janga pendek, seperti telah
disebutkan sebelumnya, pemasukan pesan (Encoding) tidak berarti bahwa
informasi dimasukkan dalam ingatan dalam
ingatan saja, tetapi juga bahwa inforasi tersebut dimasukkan dalam ingatan
dalam bentuk tertentu atau kode. Misalnya, jika anda mencari nomer telepon dan
mengingatnya, sampai anda memutar nomor itu, dalam kode apa anda simpan
angka-angka itu? Apakah kode itu visual-suatu bayangan mental dari angka-angka
itu? Ataukah kode itu akustik-bunyi dari nama angka-angka itu?, penelitian
menunjukkan bahwa kita dapat menggunakan kemungkinan yang mana saja untuk
memasukkan informasi kedalam ingatan janga pendek. Tetapi tampaknya kita lebih
menyukai kode akustik ketika mencoba mempertahankan informasi itu tetap aktif
dengan cara melatihnya-yaitu dengan cara mengulang berkali-kali
informasi itu dalam benak kita. Berlatih merupakan strategi yang popular,
terutama bila informasi terdiri dari butir verbal seperti angka, huruf, atau
kata. Oleh karena itu dalam mencoba mengingat sebuah nomer telepon, kita
cenderung memasukkan nomer itu dalam ingatan sebagai bunyi dari nama-nama angka
dan megulang bunyi itu sendiri sampai kita selesai memutar nomor tersebut.
c.
Penyimpanan (storage)
Mungkin kenyataan yang paling
mencolok mengenai ingatan jangka pendek ialah bahwa ingatan ini mempunyai
kapasitas yang terbatas. Batas rata-ratanya adalah 7 butir lebih atau kurang
dua, sebagian orang dapat menyimpang paling sedikit 5 butir, yang lainnya dapat
menimpan Sembilan. Kelihatannya tidak wajar member jumlah yang begitu pasti
bagi semua orang, padahal sudah jelas bahwa kemampuan ingatan setiap individu
sangat berbeda.
Meskipun kebanyakan dari kita kadang-kadang dapat mempertahankan
sebuah ingatan visual mengenai sesuatu yang baru kita lihat, ingatan semacam
itu biasanya tampak mengabur dan tanpa hal-hal yang rinci. Namun, sebagian
orang ada yang sanggup menahan gambaran visual dalam ingatan jangka pendek
mereka yang hampir sejelas foto.
Orang-orang seperti itu disebut memilliki ‘’ingatan fotografik
atau, menurut istilah psikologi mempunyai bayangan eiditik.
Pada kesempatan lain jika
kita mendapatkan sebuah daftar nama (misalnya, buku panduan suatu perusahaan
atau universitas), kit abaca seluruh buku satu kali kemudian kita perhatikan
berapa nama yang dapat kita ingat dengan tersusun. Kemungkinannya antara lima
dan Sembilan.
Dengan adanya kapasitas yang begitu pasti kita cenderung memandang
ingatan jangka pendek sebagai sebuah kotak mental yang mempunyai tujuh slot
(bilik). Setiap butir yang memasuki ingatan jangka pendek masuk kedalam
masing-masing slot. Selama jumlah butir tidak melebihi jumlah slot
kita akan dapat mengingat butir-butir dengan sempurna. Meskipun pandangan
mengenai ‘kotak’ ini dapat diartikan secara harfiah, hal ini tetap menunjukkan
sebab terlupakannya hal-hal dalam ingatan jangka pendek : ketika semua ‘slot’
sudah terisi dan sebuah butir baru akan masuk, salah satu butir lama harus pergi. Butir yang baru
menggantikan butir yang lama.
d.
Pengingatan kembali
Marilah kita pikirkan isi ingatan
jangka pendek yang telah tersedia untuk kesadaran. Intuisi menunjukkan bahwa
informasi itu diperoleh dengan segera. Kita tidak usah ‘menggalinya’, informasi
sudah ada. Jadi pengingatan kembali tergantung dari jumla butir-butir dalam
kesadaran. Tetapi dalam hal ini intuisi keliru.
Sekarang kita mempunyai bukti bahwa untuk mengingat kembali
diperlukan pencarian penggalian ingatan jangka pendek, dimana butir-butir itu
diuji satu persatu. Penggalian beruntun terjadi dengan sangat cepat, demikian
cepatnya hingga kita tidak menyadarinya. Sebagian besar bukti penggalian
seperti itu berasal dari sejenis eksperimen yang diperkenalkan oleh Sternberg
(1966). Pada setiap percobaan dari eksperimen itu, kepada seorang subjek
diperlihatkan seperangkat angka, yang disebut daftar ingatan (memory
list). Yang dipertahankannya untuk sementara dalam ingatan jangka pendek;
subje itu dapat dengan mudah mempertahankan informasi terebut dalam ingatan
jangka pendeknya, karena setiap daftar ingatan berisi kurang dari tujuh angka.
Kemudian daftar ingatan itu dihilangkan dari pandangan subjk, dan sebuah
angka probe diberikan beberapa
detik kemudian. Subjek harus menentukan apakah angka probe ada didalam
daftar ingatan. Misalnya, bila daftar ingatan itu 3,6,1, dan angka probenya
6, maka subjek harus menjawab ‘’ya’’ jika diberi daftar yang sama dengan angka probe
2, subjek harus menjawab ‘’tidak’’. Karena daftar ingatan itu sudah tidak
dapat terlihat oleh subjek pada waktu angka probe itu diberikan, maka
angka probe itu harus
dibandingkan dengan representasi daftar yang sudah tersimpan dalam ingatan
jangka pendek. Subjek jarang membuat kesalahan dalam tugas semacam ini, yang
menarik adalah kecepatan subjek untuk menentukan keputusannya.
B.
Ingatan jangka panjang
Ingatan jangka panjang meliputi
informasi yang telah disimpan dalam ingatan dengan rentang waktu beberapa menit
atau sepanjang hidupa (kenang-kenangan seorang dewasa tentang masa
kanak-kanaknya).
a.
Pemasukan pesan dalam ingatan / penyusunan kode (encoding)
Untuk materi verbal, kode ingatan jangka panjang yang dominan tidak
bersifat akustik atau visual, melainkan tampaknya didasarkan pada pengertian
akan butir-butir tersebut. Kita dapat juga memakai kode akustik dalam ingatan
jangka panjang. Ketika kita menerima telepon dan orang disebelah sana
mengucapkan ‘’Hallo’’, sering kali kita mengenal suaranya, untuk melakukan hal
ini, kita telah menyimpan suara orang itu dalam ingatan jangka panjang.
Pengkodean melalui pengertian, tampaknya menghasilkan ingatan yang
terbaik. Dan semakin mendalam atau lengkap seorang menyerap pengertian, semakin
baik ingatan yang terjadi. Maka, kalau kita harus mengingat satu hal dalam
sebuah buku teks kita akan mengingatnya lebih baik, jika kita memusatkan
pikiran pada pengertiannya dan bukan pada kata-kata yang tercantum. Dan semakin
mendalam dan menyeluruh kita menghayati maknanya semakin baik kita
mengingatnya.
Teknik eksperimen yang mementingkan pengertian uraian kata akan
meningkatkan ingatan (Frase, 1975 ; Anderson, 1980).
b.
Penyimpanan dan pengingatan kembali (Storage and Retrieval)
Bila kita membahas ingatan jangka panjang, kita harus memperhatikan
sekaligus mengenai penyimpanan (storage) dan pengingatan kembali (Retrieval).
Banyak kasus mengenai proses lupa dari ingatan jangka panjang ini tampaknya
merupakan akibat dari tidak adanya cara untuk mencapai informasi itu dan
bukanlah karena tidak adanya informasi itu sendiri. maka, ingatan yang lemah
dapat mencerinkan kegagalan pengingatan kembali dan bukan merupakan kegagalan
penyimpanan informasi.
Pengalaman kita sehari-hari memberikan cukup bukti mengenai hal
ini. Setiap orang pernah tidak dapat mengingat suatu fakta, yang kemudian baru
di ingatnya kembali. Semakin baik bantuan isyarat penguatan kembali, semakin
baik pula ingatan kita.
C.
Keadaan Kesadaran
Setiap orang mengalami kesadaran
yang berubah-ubah sepanjang waktu.Bagi kebanyakan psikolog , perubahan keadaan
kesadaran akan terjadi bila terjadi perubahan pada suatu pola fungsi mental
yang biasa menjadi kesuatu keadaan yang kelihatannya berbeda bagi orang yang
mengalami perubahan tersebut. (Tart, 1975) Walaupun bukan merupakan suatu batasan
yang tepat,tetapi hal ini menunjukan bahwa keadaan kesadaran seseorang
sangatlah pribadi dan karenanya berifat objektif. Keadaan kesadaran yang
berubah ubah dapat mempunyai bentuk yang bermaam-macam, mulai dari selingan
melawan sampai pada keadaan bingung dan penyimpngan persepsi yang disebabkan lh
mabuk karena obat bius atau alkohol.
D.
Kesadaran
Kesadaran sering digunakan sebagai
istilah yang mencakup pengertian persepsi, pemikiran, perasaan, dan ingatan
yang aktif pada saat bertamu. Dengan pengertian ini kesadaran sama artinya
dengan mawas diri (awareness). Namun, seperti apa yang kita lihat,
kesadaran juga mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar didasar
ioleh individu sehingg akhirnya perhatian terpusat.Oleh sabab itu ada tingkatan
mawas diri (awareness) dalam kesadaran.
Selama 20 tahun terakhir, orientasi kognitif para psikolog yang
makin meningkat bersamaan dengan perkembangan lainnya, telah membangkitkan
kembali perhatian orang pada kesadaran.
Beberapa Kesadaran Aktif dan
Pasif
Terdapat dua pebedaan dasar antara dua macam kesadaran yang
merujukkan sifat jaga biasa: Kesadaran pasif, dimana seseorang bersikap
menerima apa yang terjadi pada saat itu dan kesadaran aktif, yang
menitikberatkan pada inisiatif dan mencari, atau merencanakan berbagai
kemungkinan dimasa depan (Deikman,1971). Menerima informasi dari lingkungan
merupakan fungsi utama system sensorik tubuh. Pengalaman sensorik tercampur
secara konfleks dengan ingatan, fantasi/khayal, dan impian_ kesemuanya data diwujudkan
dalam kesadaran pasif. Disamping memberikan pengetahuan, stimulasi sensorik
merupakan dasar kepuasan estetik. Budaya tandingan (counter culture) tahun
1960an menekankan adanya cara-cara kesadaran pasif, yang member nilai tinggi
pada kepekaan untuk saat ini dan ketidakacuhan akan urusan masa lalu dan akan
datang. Kebanyakan ide ini didasari oleh praktek keagamaan di Timur, seperti
yoga, dimana kepribadiaan seseorang dilepas dengan jalan menyatukan diri dengan
objek meditasi sehingga tercapai ketenangan atau kebahagiaan diri.
Daya penerimaan atau kepekaan hanya merupakan bagian kesadaran.
Perencanaan yang aktif merupakan bagian utama dalam kehidupan mental, tidak
peduli apakah rencana tersebut sederhana atau siap dilaksanakan (“saya akan
memasukkan surat kedalam bis di pojok jalan itu”) atau untuk jangka panjang
(“Saya akan menjadi seorang ahli hukum”). Perbedaan antara kesadaran Aktif dan
Pasif tidaklah terlalu tajam. Pikiran bergerak melalui kedua jalur kesadaran
ini dan didalam kedua jalur ini pula alur berfikir sangat dekat dengan
kesadaran.
Proses Pada Tepi Kesadaran
Dalam berlomba untuk
mendapatkan perhatian,beberapa benda atau peristiwa mempunyai kelebihan
tertentu atas yang lainnya karena sifata yang ada padanya seperti intensitas,
kejutan (surprise) atau perubahan. Stimulus lain lebih menguntugkan karena
mencrminkan minat atau kesenagan orang yang menghayati .Apapun sebabnya,
stimulus ini dapt menangkap pusat perhatian orang yang menghayati seperti sinar
senter yang menembus kegelapan akan menyebabkan stimulus menjadi pusat
kesadaran. Tetapi kebanyakan terjadi pada tepi kesadaran.
Banyak stimulus yang tidak secara sadar dihayati dapat
diketahui.Contoh: Kita mungkin saja tidak menyadari bunyi dentang sebuah jam.
Setelah berdentang beberapa kali, baru kita sadari, kemudian kita kembali dan
menghitung dentang yang tidak kita dengar sebelumnya.
Freud Dan Kesadaran Tidak Sadar
Menurut Teori Psikoanitik Freud dan pengikutnya, terdapat pula
ingatan lain yang tidak dapat atau sangat sulit diingat kembali. Teori ini
menamakan ingatan semacam ini tidak sadar”. Untuk alas an emosional atau
motifasi, freud mengatakan bahwa ingatan sadar dan keinginan dapat di tekan
(repressed) yaitu dialihkan pada tidak sadar, yang sebetulnya ingatan tersebut
masih aktif walaupun tidak dapat diingat lagi. Dalam beberapa hal, repressi
dapat mengalihkan pemikiran yang tidk dapat diterima (unacceptable thoughts)
menjadi tidak sadar sebelum pemikiran tersebut hadir dalam keadaan sadar.