Senin, 02 November 2015

Mata Kuliah Pengantar Psikologi tentang Ingatan dan Kesadaran

INGATAN DAN KESADARAN


A.   INGATAN ( MEMORY )
        Segala macam belajar melibtkan ingatan, para ahli psikologi mengethui pentingnya membuat dua perbedaan dasar mengenai ingatan. Yang pertama, mengenai tiga tahapan ingatan, memasukkan pesan dalam ingatan (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat kembali (retrieval). Yang kedua, mengenai duajenis ingatan- ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.[1]
B.   TIGA TAHAPAN INGATAN
        Misalkan pada suatu pagi Anda dikenalkan pada seorang siswi dan Anda diberitahu namanya Ernawati. Sore harinya anda bertemu kembali dan mengatakan ‘’Anda Ernawati, bukan! Kita bertemu tadi pagi.’’ Jelaslah bahwa anda ingat namanya tetapi apa sebenarnya yang anda lakukan?
        Kekuatan ingatan anda dapat dibagi kedalam tiga tahapan. Pertama ketika anda dperkenalkan, dengan suatu cara anda memasukkan nama Ernawati kedalam ingatan. Ini adalah tahapan ‘encoding’. Anda mengubah fenomena fisik (gelombang-gelombang suara) yang sesuai dengan nama yang diucapkan kedalam kode yang diterima ingatan dan anda menempatkan kode tersebut dalam ingatan. Kedua, anda mempertahankan atau menyimpan nama itu selama waktu antara kedua pertemuan tadi. Inilah yang dinamakan tahapan penyimpanan (storage stage). Dan ketiga, anda dapat mendapatkan kembali nama itu dari penyimpanan pada waktu pertemuan kedua, ini adalah tahapan mengingat kembali (retrieval stage).
C.   DUA JENIS INGATAN
A.   Ingatan jangka pendek
        Kendatipun dalam keadaan di mana kita harus mengingat informasi untuk beberapa detik saja dan informasinya mungkin masih dalam keadaan aktif, ingatan tetap mencakup tiga tahapan.
a.       Pemasukan pesan dalam ingatan (Encoding)
b.      Untuk dapat menyimpan informasi ke dalam ingatan jangka pendek, kita harus memperhatikan informasi tersebut. Karena kita sangat selektif tentang apa yang akan kita perhatikan, ingatan jangka pendek kita hanya berisi apa yang dipilih. Hal ini berarti bahwa sebagian besar dari apa yang telah terlihat oleh kita tidak pernah memasuki ingatan jangka pendek, dan tentu saja tidak akan mungkin dapat digunakan untuk pengingatan kembali di kemudian hari. Memang, setiap kesultan yang diberi cap ‘’kesulitan ingatan’’ sebetulnya merupakan tidak adanya perhatian. Misalnya, jika anda berbelanja dan kemudian seseorang menanyakan warna mata pelayannya, anda mungkin tidak dapat menjawabnya karena anda memang tidak memperhatikannya.
Jika informasi diperhatikan, maka informasi tersebut disimpan dalam ingatan janga pendek, seperti telah disebutkan sebelumnya, pemasukan pesan (Encoding) tidak berarti bahwa informasi dimasukkan dalam ingatan  dalam ingatan saja, tetapi juga bahwa inforasi tersebut dimasukkan dalam ingatan dalam bentuk tertentu atau kode. Misalnya, jika anda mencari nomer telepon dan mengingatnya, sampai anda memutar nomor itu, dalam kode apa anda simpan angka-angka itu? Apakah kode itu visual-suatu bayangan mental dari angka-angka itu? Ataukah kode itu akustik-bunyi dari nama angka-angka itu?, penelitian menunjukkan bahwa kita dapat menggunakan kemungkinan yang mana saja untuk memasukkan informasi kedalam ingatan janga pendek. Tetapi tampaknya kita lebih menyukai kode akustik ketika mencoba mempertahankan informasi itu tetap aktif dengan cara melatihnya-yaitu dengan cara mengulang berkali-kali informasi itu dalam benak kita. Berlatih merupakan strategi yang popular, terutama bila informasi terdiri dari butir verbal seperti angka, huruf, atau kata. Oleh karena itu dalam mencoba mengingat sebuah nomer telepon, kita cenderung memasukkan nomer itu dalam ingatan sebagai bunyi dari nama-nama angka dan megulang bunyi itu sendiri sampai kita selesai memutar nomor tersebut.
c.       Penyimpanan (storage)
Mungkin kenyataan yang paling mencolok mengenai ingatan jangka pendek ialah bahwa ingatan ini mempunyai kapasitas yang terbatas. Batas rata-ratanya adalah 7 butir lebih atau kurang dua, sebagian orang dapat menyimpang paling sedikit 5 butir, yang lainnya dapat menimpan Sembilan. Kelihatannya tidak wajar member jumlah yang begitu pasti bagi semua orang, padahal sudah jelas bahwa kemampuan ingatan setiap individu sangat berbeda.
Meskipun kebanyakan dari kita kadang-kadang dapat mempertahankan sebuah ingatan visual mengenai sesuatu yang baru kita lihat, ingatan semacam itu biasanya tampak mengabur dan tanpa hal-hal yang rinci. Namun, sebagian orang ada yang sanggup menahan gambaran visual dalam ingatan jangka pendek mereka yang hampir sejelas foto.
Orang-orang seperti itu disebut memilliki ‘’ingatan fotografik atau, menurut istilah psikologi mempunyai bayangan eiditik.
Pada kesempatan lain  jika kita mendapatkan sebuah daftar nama (misalnya, buku panduan suatu perusahaan atau universitas), kit abaca seluruh buku satu kali kemudian kita perhatikan berapa nama yang dapat kita ingat dengan tersusun. Kemungkinannya antara lima dan Sembilan.
Dengan adanya kapasitas yang begitu pasti kita cenderung memandang ingatan jangka pendek sebagai sebuah kotak mental yang mempunyai tujuh slot (bilik). Setiap butir yang memasuki ingatan jangka pendek masuk kedalam masing-masing slot. Selama jumlah butir tidak melebihi jumlah slot kita akan dapat mengingat butir-butir dengan sempurna. Meskipun pandangan mengenai ‘kotak’ ini dapat diartikan secara harfiah, hal ini tetap menunjukkan sebab terlupakannya hal-hal dalam ingatan jangka pendek : ketika semua ‘slot’ sudah terisi dan sebuah butir baru akan masuk, salah   satu butir lama harus pergi. Butir yang baru menggantikan butir yang lama.
d.      Pengingatan kembali
Marilah kita pikirkan isi ingatan jangka pendek yang telah tersedia untuk kesadaran. Intuisi menunjukkan bahwa informasi itu diperoleh dengan segera. Kita tidak usah ‘menggalinya’, informasi sudah ada. Jadi pengingatan kembali tergantung dari jumla butir-butir dalam kesadaran. Tetapi dalam hal ini intuisi keliru.
Sekarang kita mempunyai bukti bahwa untuk mengingat kembali diperlukan pencarian penggalian ingatan jangka pendek, dimana butir-butir itu diuji satu persatu. Penggalian beruntun terjadi dengan sangat cepat, demikian cepatnya hingga kita tidak menyadarinya. Sebagian besar bukti penggalian seperti itu berasal dari sejenis eksperimen yang diperkenalkan oleh Sternberg (1966). Pada setiap percobaan dari eksperimen itu, kepada seorang subjek diperlihatkan seperangkat angka, yang disebut daftar ingatan (memory list). Yang dipertahankannya untuk sementara dalam ingatan jangka pendek; subje itu dapat dengan mudah mempertahankan informasi terebut dalam ingatan jangka pendeknya, karena setiap daftar ingatan berisi kurang dari tujuh angka. Kemudian daftar ingatan itu dihilangkan dari pandangan subjk, dan sebuah angka  probe diberikan beberapa detik kemudian. Subjek harus menentukan apakah angka probe ada didalam daftar ingatan. Misalnya, bila daftar ingatan itu 3,6,1, dan angka probenya 6, maka subjek harus menjawab ‘’ya’’ jika diberi daftar yang sama dengan angka probe 2, subjek harus menjawab ‘’tidak’’. Karena daftar ingatan itu sudah tidak dapat terlihat oleh subjek pada waktu angka probe itu diberikan, maka angka probe  itu harus dibandingkan dengan representasi daftar yang sudah tersimpan dalam ingatan jangka pendek. Subjek jarang membuat kesalahan dalam tugas semacam ini, yang menarik adalah kecepatan subjek untuk menentukan keputusannya.
B.   Ingatan jangka panjang
Ingatan jangka panjang meliputi informasi yang telah disimpan dalam ingatan dengan rentang waktu beberapa menit atau sepanjang hidupa (kenang-kenangan seorang dewasa tentang masa kanak-kanaknya).
a.       Pemasukan pesan dalam ingatan / penyusunan kode (encoding)
Untuk materi verbal, kode ingatan jangka panjang yang dominan tidak bersifat akustik atau visual, melainkan tampaknya didasarkan pada pengertian akan butir-butir tersebut. Kita dapat juga memakai kode akustik dalam ingatan jangka panjang. Ketika kita menerima telepon dan orang disebelah sana mengucapkan ‘’Hallo’’, sering kali kita mengenal suaranya, untuk melakukan hal ini, kita telah menyimpan suara orang itu dalam ingatan jangka panjang.
Pengkodean melalui pengertian, tampaknya menghasilkan ingatan yang terbaik. Dan semakin mendalam atau lengkap seorang menyerap pengertian, semakin baik ingatan yang terjadi. Maka, kalau kita harus mengingat satu hal dalam sebuah buku teks kita akan mengingatnya lebih baik, jika kita memusatkan pikiran pada pengertiannya dan bukan pada kata-kata yang tercantum. Dan semakin mendalam dan menyeluruh kita menghayati maknanya semakin baik kita mengingatnya.
Teknik eksperimen yang mementingkan pengertian uraian kata akan meningkatkan ingatan (Frase, 1975 ; Anderson, 1980).
b.      Penyimpanan dan pengingatan kembali (Storage and Retrieval)
Bila kita membahas ingatan jangka panjang, kita harus memperhatikan sekaligus mengenai penyimpanan (storage) dan pengingatan kembali (Retrieval). Banyak kasus mengenai proses lupa dari ingatan jangka panjang ini tampaknya merupakan akibat dari tidak adanya cara untuk mencapai informasi itu dan bukanlah karena tidak adanya informasi itu sendiri. maka, ingatan yang lemah dapat mencerinkan kegagalan pengingatan kembali dan bukan merupakan kegagalan penyimpanan informasi.
Pengalaman kita sehari-hari memberikan cukup bukti mengenai hal ini. Setiap orang pernah tidak dapat mengingat suatu fakta, yang kemudian baru di ingatnya kembali. Semakin baik bantuan isyarat penguatan kembali, semakin baik pula ingatan kita.
C.   Keadaan Kesadaran
Setiap orang mengalami kesadaran yang berubah-ubah sepanjang waktu.Bagi kebanyakan psikolog , perubahan keadaan kesadaran akan terjadi bila terjadi perubahan pada suatu pola fungsi mental yang biasa menjadi kesuatu keadaan yang kelihatannya berbeda bagi orang yang mengalami perubahan tersebut. (Tart, 1975) Walaupun bukan merupakan suatu batasan yang tepat,tetapi hal ini menunjukan bahwa keadaan kesadaran seseorang sangatlah pribadi dan karenanya berifat objektif. Keadaan kesadaran yang berubah ubah dapat mempunyai bentuk yang bermaam-macam, mulai dari selingan melawan sampai pada keadaan bingung dan penyimpngan persepsi yang disebabkan lh mabuk karena obat bius atau alkohol.
D.   Kesadaran
Kesadaran sering digunakan sebagai istilah yang mencakup pengertian persepsi, pemikiran, perasaan, dan ingatan yang aktif pada saat bertamu. Dengan pengertian ini kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Namun, seperti apa yang kita lihat, kesadaran juga mencakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar didasar ioleh individu sehingg akhirnya perhatian terpusat.Oleh sabab itu ada tingkatan mawas diri (awareness) dalam kesadaran.
Selama 20 tahun terakhir, orientasi kognitif para psikolog yang makin meningkat bersamaan dengan perkembangan lainnya, telah membangkitkan kembali perhatian orang pada kesadaran.
 Beberapa Kesadaran Aktif dan Pasif
Terdapat dua pebedaan dasar antara dua macam kesadaran yang merujukkan sifat jaga biasa: Kesadaran pasif, dimana seseorang bersikap menerima apa yang terjadi pada saat itu dan kesadaran aktif, yang menitikberatkan pada inisiatif dan mencari, atau merencanakan berbagai kemungkinan dimasa depan (Deikman,1971). Menerima informasi dari lingkungan merupakan fungsi utama system sensorik tubuh. Pengalaman sensorik tercampur secara konfleks dengan ingatan, fantasi/khayal, dan impian_ kesemuanya data diwujudkan dalam kesadaran pasif. Disamping memberikan pengetahuan, stimulasi sensorik merupakan dasar kepuasan estetik. Budaya tandingan (counter culture) tahun 1960an menekankan adanya cara-cara kesadaran pasif, yang member nilai tinggi pada kepekaan untuk saat ini dan ketidakacuhan akan urusan masa lalu dan akan datang. Kebanyakan ide ini didasari oleh praktek keagamaan di Timur, seperti yoga, dimana kepribadiaan seseorang dilepas dengan jalan menyatukan diri dengan objek meditasi sehingga tercapai ketenangan atau kebahagiaan diri.
Daya penerimaan atau kepekaan hanya merupakan bagian kesadaran. Perencanaan yang aktif merupakan bagian utama dalam kehidupan mental, tidak peduli apakah rencana tersebut sederhana atau siap dilaksanakan (“saya akan memasukkan surat kedalam bis di pojok jalan itu”) atau untuk jangka panjang (“Saya akan menjadi seorang ahli hukum”). Perbedaan antara kesadaran Aktif dan Pasif tidaklah terlalu tajam. Pikiran bergerak melalui kedua jalur kesadaran ini dan didalam kedua jalur ini pula alur berfikir sangat dekat dengan kesadaran.

Proses Pada Tepi Kesadaran
 Dalam berlomba untuk mendapatkan perhatian,beberapa benda atau peristiwa mempunyai kelebihan tertentu atas yang lainnya karena sifata yang ada padanya seperti intensitas, kejutan (surprise) atau perubahan. Stimulus lain lebih menguntugkan karena mencrminkan minat atau kesenagan orang yang menghayati .Apapun sebabnya, stimulus ini dapt menangkap pusat perhatian orang yang menghayati seperti sinar senter yang menembus kegelapan akan menyebabkan stimulus menjadi pusat kesadaran. Tetapi kebanyakan terjadi pada tepi kesadaran.
Banyak stimulus yang tidak secara sadar dihayati dapat diketahui.Contoh: Kita mungkin saja tidak menyadari bunyi dentang sebuah jam. Setelah berdentang beberapa kali, baru kita sadari, kemudian kita kembali dan menghitung dentang yang tidak kita dengar sebelumnya.[2]

Freud Dan Kesadaran Tidak Sadar
Menurut Teori Psikoanitik Freud dan pengikutnya, terdapat pula ingatan lain yang tidak dapat atau sangat sulit diingat kembali. Teori ini menamakan ingatan semacam ini tidak sadar”. Untuk alas an emosional atau motifasi, freud mengatakan bahwa ingatan sadar dan keinginan dapat di tekan (repressed) yaitu dialihkan pada tidak sadar, yang sebetulnya ingatan tersebut masih aktif walaupun tidak dapat diingat lagi. Dalam beberapa hal, repressi dapat mengalihkan pemikiran yang tidk dapat diterima (unacceptable thoughts) menjadi tidak sadar sebelum pemikiran tersebut hadir dalam keadaan sadar.




[1] Rita l. Atkinson, Richard c. Atkinson, Ernest r. Hilgard, Agus Dharma, Michael Adryanto. Pengantar psikologi. Hal.341
[2] Op.cit,. hal. 250

Tidak ada komentar:

Posting Komentar