Ternyata... Pena berlidah
Pernah terekam dalam mata
hati ini…entah siapa yang merekam dan menganggap hal ini pantas untuk direkam
dan diabadikan, apapun atau siapapun itu mungkin itu semua adalah buah dari
insting seorang yang Penyayang dan Penyabar.
Kehadiran rekaman
itu dalam diri saya membuat semua yang ada di depan mata terlihat seperti cerah
namun tak terarah. Cerah se cerah ufuk timur yang dihiasi bercak kuning sang
mentari. Ternyata mentari masih menyayangi dirinya untuk tidak menghabiskan
semua sinarnya dalam menyinari ufuk Nya. Ufuk Nya
sungguh beruntung karena memilki mentari yang rela menghabiskan 12 jam dalam
sehari nya hanya untuk mengerjakan satu hal dan tanpa merekamnya. Iya
benar….meski mentari pagi berada di tempat yang paling tinggi dan dengan
leluasa melihat semua yang ada dan yang terjadi di bumi ini, aku rasa dia tidak
bisa merekam apalagi mengingat setiap detail-detail yang terjadi di bumi Nya,
kecuali jika Allah mengizinkan. Ya Rabb…kenapa kau izinkan untuk merekam semua
jejak dan perjalanan hidupnya..??? tapi lagi-lagi kata yang muncul di salah
satu bagian otak ku adalah ‘’mungkin ini takdir Tuhan ‘’.
Perasaan hati tak pernah
ganti, tapi bibir basah nan pucat ini selalu berusaha menyebut nama selain diri
Mu, hati tegang dan jiwa yang melayang bagai satu kesatuan yang kini telah
terpisahkan, entah sejauh apa naif diri ini memisahkan keduanya. Entah cara apa yang ia gunakan untuk memcah keduanya. Tapi apapun dan bagaimanapun
caranya itu aku tetap yakin bahwa ada cara lain di atas sana untuk
ketentuan-ketentuan hidupku.
Lagi dan
lagi aku merasa biingung untuk apa aku memulai semua ini, taka da kata dan taka
ada resah. Semua berjalan begitu saja. Apa ini
namanya suratan takdir yang tepat atau suratan takdir yang dipaksa untuk
tepat-tepatan. Alaaaaah ku rasa ini semua hanya omong kosong, sampai saatnya ku
menentukan isi dari kekosongan tersebut. Tapi dimana
ku menemukannya? Di hati ini ???? sudah sangat jelas jawabannya adalah tidak.
Sudah sangat jelas hasilnya adalah kosong.
Berubah adalah hal yang terus ku coba
dalam hidupku. Perasaan gundah gulana seakan menjadi sahabat sejati beberapa
waktu ini. Sayangnya sahabat sejati itu pergi dan menggantikannya dengan resah
dan merana. Kesedihanku semakinlengkap saat kusadari bahwa gundah perasaan yang
pergi dan yang mengganti itu bertemu pada satu titik pertemuan yang tak ada habisnya sembari membuatku tak paham apa
dan mengapa itu semua menjadi satu. Dari situ aku mulai mengerti bahwa kata
berSATU itu tak selamanya indah. Satu dari hasil penjumlahan aku dan kamu
adalah hanya salah satu pilihan dari sekian jawaban dan bukan satu-satunya
jawaban. Aku ingin menghapus semua jawaban itu secepat mungkin, tapi bagaimana
akau menghapus pilihan tetrsebut saat pilihan-pilihan tersebut become
stronger day by day. Oh ternyata yang aku rubah adalah bagaimana menjalani
hari Nya bukan menghapus pilihan Nya. Perubahan perjalanan dalam hari tidak
berlaku bagi orang yang mengunci pintu hatinya dan mendetakkan jantungnya
seperti biasa. Menggerakkan tangan dan kakinya dengan gerakan yang sama dan mengerutkan
dahinya senada dan seirama seperti biasanya. Sudah jelas itu bukan miliki
mereka.
Tak adil rasanya jika hidup harus
selalu dihadapkan dengan pilihan. Bukankah jauh lebih nikmat dan praktis jika
pilihan tersebut sudah ditentukan dan kita hanya menjadi pelakon dalam drama
dan scenario Nya. Ahhhh
khayalan yang sangat semu. Kata yang sangat tepat untuk sandiwara yang tak
sempurna ini. Bukankah khayalan adalah
hal yang sangat semu ?? tak bisa diraba dan dilihat oleh panca indera kita yang
penuh dengan keterbatasan ini.
Harum Bunga dan keceriaan kupu-kupu
menghiasi pagi ku di pagi ini…terlihat bagai keluarga besar yang sudah lama tak
saling bertegur sapa. Kupu-kupu selalu mencari bunga yang paling sejuk
dihinggapinya di pagi hari, tapi sang bunga sejuk hanya bisa menanti siapa dan
kupu-kupu yang bagaimana yang akan
menghinggapinya. Harap-harap cemas adalah bentuk emosi pertama yang bunga
rasakan di setiap paginya, karena ia tidak leluasa untuk memilih kupu-kupu yang
bagaimana yang ia suka. Kupu-kupu bagi Bunga adalah pilihan, tapi pilihan yang
sudah ditentukan. Ohhhhhh... bagaimana bisa
disebut pilihan padahl sudah ditentukan, ya jelas bisa karena sesungguhnya otak
kita selalu mampu menggerakkan kenyataan sesuai yang kita inginkan dengan satu
catatan : TIDAK MENYERAH.
Kepasrahan bukan persinggahan akhir
dari sebuah teka-teki dan hiruk pikuknya kehidupan. Keberadaannya justru mampu
memompa diri kita untuk terus menemukan jalan lain untuk mencapai tujuan yang
ingin kita tuju. Keinginan yang kuat harus ditopang dengan seribu jalan yang
bisa kita ciptakan. Perihal gagal dan berhasilnya pun tergantung bagaimana kita
menikmati atau tidaknya selama berproses.
Hasil
tidak akan pernah menghianati proses, kalimat yang sangat klise dan sudah terlalu
sering berlalu lalang di kedua daun telinga kita, sayangnya tidak ada satupun
yang mampu mewujudkannya menjadi kenyataan. Some
day justru kita orang-orang yang menganggap kalimat tersebut sebagai
kalimat yang gak ngaruh bakal bilang
kalau itu kalimat sakti.
Mengapa otak ini dipercaya oleh Allah
SWT untuk menjadi motor penggerak seluruh tubuh ?? tidak kah pernah terbesit di
benak kita kalau saja setiap anggota tubuh dipercaya untuk memiliki kekuasaan
masing-masing dalam menggerakkna tubuhnya pasti akan menjadi sangat unik dan
sangat menarik. Bila saja demikian itu benar-benar terjadi mungkin akan lebih
melengkapi makna dari demokrasi di Negara kita ini. Iya demokrasi yang berarti
bahwa setiap warga Negara memiliki hak suara yang sama, begitu juga dengan yang
sama-sama kita andaikan pada anggota tubuh kita. Sangat lucu sekali jika saat
tangan ingin mencuri tapi sang kaki ingin melangkahkan kakinya ke
masjid, sungguh pemandangan yang sangat menarik sekali. Belum lagi jika saat
mulut ingin menyantap makan siang tapi sang mata malah melirik-lirik kanan dan
kiri melihat yang terjadi di sekitarnya, mungkin makananan tidak akan masuk ke
mulut tetapi ke mata karena sang tangan merasa dipermainkan akhhirnya ia
memutuskan untuk memberi peringatan kepada mata dengan melemparkan nasi yang
tangan genggam ke arah mata.
Hahahahah lucu sekali
Tapi sayangnya itu semua tak akan pernah terjadi, Allah sang maha kuasa
menciptakan anggota tubuh bukan untuk saling bertingkah dan berbuat sesuka hati
tetapi semuanya terorganisir dengan sangat baik sehingga menjadi satu kesatuan
yang amat apik seperti sekarang ini. Oh
tuhan…jika kau bisa menciptakan anggota tubuh yang akur dan apik, mengapa tak
kau ciptakan manusia sama dengan anggota tubuh yang selalu saling melengkapi???
Justru yang aku kami temukan tentang hal itu hanyalah teks belaka. Teks yang
tidak semua orang mengertinya bahkan untuk mengetahuinya saja hanya terhitung
jari oh Tuhan…
Aku selalu beranggapan bahwa semuanya adalah keniscayaan dari apa yang telah ditulis
rapih di atas sana dan hanya usaha serta doa yang mampu menghapus bahkan
menggantinya. Aku percaya itu. Tetapi hari demi hari ku jalani keniscayaan itu
terasa bertambah berat sedikit demi sedikit, terasa sebagai beban dan membebani
sejengkal demi sejengkal. Aku tahu ini hanyalah buah pikir dari keresahan dan
ketidak percayaanku terhadap keniscayaanNya saja. Tapi apa boleh buat memang
inilah adanya aku saat ini.saat di mana aku merasa menjauh dari kepercayaan
akan keniscayaaNya dan selalu beranggapan bahwa semua ini belum tertulis tetapi
hanya ingin menjadi tulisan dan bisa dengan mudahnya aku hapus bahkan aku ganti
dengan apa yang aku inginkan.
Ah sudahlah itu mungkin
hanya persinggahan ego ku saja yang telalu berambisi untuk merubah susunan kata
dari tiap-tiap kalimat yang sudah tertulis di atas sana. Cemoohanpun justru muncul dari dalam diriku
sendiri. Kesendirianpun justru muncul di tengah keramaian hiruk pikuk kehidupan
juga kebencian bahkan muncul di tengah kebahagiaan. Apa maksud dari semua ini
Rabb….
Segala keluh kesahku di atas kertas ini seakan
menjadi tolak ukur apa dan bagaimana diri
ini, tetapi semua itu salah…aku hanya seorang penggerak kedua tanganku untuk
terus menggerakkan jari jemarinya
guna mengisi lembar demi lembar kisah kehidupan yang belum tergores oleh tinta
manapun sebelumku. Sayangnya itu hanya berlaku di duniaku dan tidak berlaku
pada ketetapan-ketetapan akan keniscayaanya. Oh malang sekali kau tangan yang
ku gerakkan…kau bergerak hanya karena tuntutan si otak yang mempunyai andil lebih
dalam hidup ini. Apa kau tidak pernah bermimpi untuk bisa melakukan semuanya
dengan kesenanganmu tangan????
Anggota tubuh memang diciptakan untuk
salng melengkapi…tapi tidak untuk kita..???
KITA…seperti kata asing tapi sering ku dengar
dan merdu suaranya. Setiap langkah yang kita langkahkan rupanya tak pernah
lepas ya dari kata KITA. Ah malu sekali rasanya dengan kaki ini…sudah lama
langkahan kaki ini ditemani dengan langkah kita, tetapi KITA tak berbalas
pertemanannya…sungguh malang sekali. Biarlah…yang terpenting kita belum
memmbuat si kaki telah bekerja keras untuk melangkahkan kakinya lebih jauh lagi
dan lupa bagaimana caranya kembali.
Ternyata pekerjaan yang paling sulit adalah
melangkahkan kembali kaki KITA ke tempat awal. Tempat dimana kita belum pernah
bertemu dan saling mengenal, tempat di mana rasa cinta yang amat konyol itu
datang dan tak jelas dari mana sumbernya, tempat di mana hati ini tak pernah
mengukir namamu dan meminta mu, tapi lagi-lagi itu adalah kenyataan dari sekian
keniscayaan Nya. Ah pertemuan yang sangat tidak perlu
sekali. sapaan hangat yang terlontar dari mulut secara tidak sengaja itu ingin
ku Tarik kembali jika ku mampu, ingin ku hilangkan dan ingin semua itu tidak
terjadi. Sehingga aku bisa belajar lebih dalam lagi mengenai arti CINTA.
Sedari bertemu denganmu aku banyak
belajar tentang ego, kesabaran dan ketulusan. Dan point terbesar yang aku dapat dari mu adalah tentang
semua itu. Kau ajarkan aku semua itu dengan seimbang sampai akhirnya sekarang
aku tidak memiliki ego, tidak juga memiliki kesabaran dan ketulusan.
Baru kusadari bahwa…selama ini kau tidak hanya mengajarkanku tentang itu semua
tetapi juga membodohiku…sampai aku tidak mengerti mana ego dan mana kesepakatan, mana kesabaran dan mana ketidaksabaran
dan yang paling penting adalah mana yang benar-benar tulus dan mana yang hanya
terlihat tulus.
Ketulusan yang ku beri dan ku dapat
dari mu hanya suatu hal yang terlihat
tulus. Pedih sekali kesimpulanku ini..tapi ini adanya. Menara Eifell tidak akan pernah pantas jika berdiri kokoh
tidak di tengah-tengah kota fashion Paris, Sungai
Nil juga tidak akan pernah menjadi sungai
terpanjang jika keberadaanya tidak di tengah-tengah mesir yang indah itu,
begitu juga hatimu yang utuh itu…tidak akan pernah menjadi utuh jika disandingkan
dengan sepotong hatiku ini. Baru ku sadari KITA memang sama-sama memiliki potongan
hati…tapi hanya saling memiliki satu
sama lain dan bukan untuk disatukan menjadi hati yang indah nan abadi. Aku
sadar betul semua yang ku beri begitu saja kau lupakan tanpa pernah mengingat
apa itu, kapan bahkan siapa yang memberikan. Yang tertinggal hanyalah bekas
bayanganku di pikiran mu
yang entah sampai kapan hanya akan menjadi bayanagan dan tak akan pernah hidup
lagi. Berbeda halnya denganku…bagiku aku selalu memeberi yang terbaik darimu
dan perjuanganku untuk melihatmu kembali ke dalam pelukanku adalah harapan yang
paling besar dalam hidupku…ada beberapa hal yang belum aku beritahu padamu ….bahkan
banyak hal yang belum sempat ku
sampaikan padamu.
Janji kita, kata-kata kita bahkan
surat-surat yang dulu kau berikan untukku masih tersimpan rapi dalam lemari ku.
Aku selalu menyediakan ruangan yang paling khusus untuk surat-surat itu agar
tak ada satu orangpun yang membacanya dan menyadari betapa aku mencintamu ….Gaya
tulisanmu dalam surat itu masih terekam betul dalam benakku, masih teringat
betul saat kau melaimbaikan tangan kepadaku dari kejauhan dan masih teringat
betul bagaimana kau menitipkan secarik kertas surat yang dilipat rapi hanya
untuk memastikan keadaan ku baik baik saja. Terimakasih de untuk waktu yang tak
bisa diulang. Terimakasih untuk kehadiranmu yang tak pernah ku hapuskan dan
terimakasih untuk tatpan dan snyumanmu yang masih sangat berbekas di hati ini.
Suatu hari jika kau membaca
ini…berarti aku gagal menjaga rahasia cinta ku, tapi kegagalan dalam arti yang
lain. Kegagalan yang memiliki makna besar.. kegagalan yang hanya bisa digagalkan
oleh orang sepertimu...
Dari aku...Pena
yang pernah menulis nama mu