Senin, 09 Mei 2016

Ternyata...Pena berlidah



Ternyata... Pena berlidah
Pernah terekam dalam mata hati ini…entah siapa yang merekam dan menganggap hal ini pantas untuk direkam dan diabadikan, apapun atau siapapun itu mungkin itu semua adalah buah dari insting seorang yang Penyayang dan Penyabar.  Kehadiran rekaman itu dalam diri saya membuat semua yang ada di depan mata terlihat seperti cerah namun tak terarah. Cerah se cerah ufuk timur yang dihiasi bercak kuning sang mentari. Ternyata mentari masih menyayangi dirinya untuk tidak menghabiskan semua sinarnya dalam menyinari ufuk Nya. Ufuk Nya sungguh beruntung karena memilki mentari yang rela menghabiskan 12 jam dalam sehari nya hanya untuk mengerjakan satu hal dan tanpa merekamnya. Iya benar….meski mentari pagi berada di tempat yang paling tinggi dan dengan leluasa melihat semua yang ada dan yang terjadi di bumi ini, aku rasa dia tidak bisa merekam apalagi mengingat setiap detail-detail yang terjadi di bumi Nya, kecuali jika Allah mengizinkan. Ya Rabb…kenapa kau izinkan untuk merekam semua jejak dan perjalanan hidupnya..??? tapi lagi-lagi kata yang muncul di salah satu bagian otak ku adalah ‘’mungkin ini takdir Tuhan ‘’.
Perasaan hati tak pernah ganti, tapi bibir basah nan pucat ini selalu berusaha menyebut nama selain diri Mu, hati tegang dan jiwa yang melayang bagai satu kesatuan yang kini telah terpisahkan, entah sejauh apa naif diri ini memisahkan keduanya. Entah cara apa yang ia gunakan untuk  memcah keduanya. Tapi apapun dan bagaimanapun caranya itu aku tetap yakin bahwa ada cara lain di atas sana untuk ketentuan-ketentuan hidupku.
Lagi dan lagi aku merasa biingung untuk apa aku memulai semua ini, taka da kata dan taka ada resah. Semua berjalan begitu saja. Apa ini namanya suratan takdir yang tepat atau suratan takdir yang dipaksa untuk tepat-tepatan. Alaaaaah ku rasa ini semua hanya omong kosong, sampai saatnya ku menentukan isi dari kekosongan tersebut. Tapi dimana ku menemukannya? Di hati ini ???? sudah sangat jelas jawabannya adalah tidak. Sudah sangat jelas hasilnya adalah kosong.
Berubah adalah hal yang terus ku coba dalam hidupku. Perasaan gundah gulana seakan menjadi sahabat sejati beberapa waktu ini. Sayangnya sahabat sejati itu pergi dan menggantikannya dengan resah dan merana. Kesedihanku semakinlengkap saat kusadari bahwa gundah perasaan yang pergi dan yang mengganti itu bertemu pada satu titik pertemuan yang tak ada habisnya sembari membuatku tak paham apa dan mengapa itu semua menjadi satu. Dari situ aku mulai mengerti bahwa kata berSATU itu tak selamanya indah. Satu dari hasil penjumlahan aku dan kamu adalah hanya salah satu pilihan dari sekian jawaban dan bukan satu-satunya jawaban. Aku ingin menghapus semua jawaban itu secepat mungkin, tapi bagaimana akau menghapus pilihan tetrsebut saat pilihan-pilihan tersebut become stronger day by day. Oh ternyata yang aku rubah adalah bagaimana menjalani hari Nya bukan menghapus pilihan Nya. Perubahan perjalanan dalam hari tidak berlaku bagi orang yang mengunci pintu hatinya dan mendetakkan jantungnya seperti biasa. Menggerakkan tangan dan kakinya dengan gerakan yang sama dan mengerutkan dahinya senada dan seirama seperti biasanya. Sudah jelas itu bukan miliki mereka.
Tak adil rasanya jika hidup harus selalu dihadapkan dengan pilihan. Bukankah jauh lebih nikmat dan praktis jika pilihan tersebut sudah ditentukan dan kita hanya menjadi pelakon dalam drama dan scenario Nya. Ahhhh khayalan yang sangat semu. Kata yang sangat tepat untuk sandiwara yang tak sempurna ini. Bukankah khayalan adalah hal yang sangat semu ?? tak bisa diraba dan dilihat oleh panca indera kita yang penuh dengan keterbatasan ini.
Harum Bunga dan keceriaan kupu-kupu menghiasi pagi ku di pagi ini…terlihat bagai keluarga besar yang sudah lama tak saling bertegur sapa. Kupu-kupu selalu mencari bunga yang paling sejuk dihinggapinya di pagi hari, tapi sang bunga sejuk hanya bisa menanti siapa dan kupu-kupu yang bagaimana yang akan menghinggapinya. Harap-harap cemas adalah bentuk emosi pertama yang bunga rasakan di setiap paginya, karena ia tidak leluasa untuk memilih kupu-kupu yang bagaimana yang ia suka. Kupu-kupu bagi Bunga adalah pilihan, tapi pilihan yang sudah ditentukan. Ohhhhhh... bagaimana bisa disebut pilihan padahl sudah ditentukan, ya jelas bisa karena sesungguhnya otak kita selalu mampu menggerakkan kenyataan sesuai yang kita inginkan dengan satu catatan : TIDAK MENYERAH.
Kepasrahan bukan persinggahan akhir dari sebuah teka-teki dan hiruk pikuknya kehidupan. Keberadaannya justru mampu memompa diri kita untuk terus menemukan jalan lain untuk mencapai tujuan yang ingin kita tuju. Keinginan yang kuat harus ditopang dengan seribu jalan yang bisa kita ciptakan. Perihal gagal dan berhasilnya pun tergantung bagaimana kita menikmati atau tidaknya selama berproses.
Hasil tidak akan pernah menghianati proses, kalimat yang sangat klise dan sudah terlalu sering berlalu lalang di kedua daun telinga kita, sayangnya tidak ada satupun yang mampu mewujudkannya menjadi kenyataan. Some day justru kita orang-orang yang menganggap kalimat tersebut sebagai kalimat yang gak ngaruh bakal bilang kalau itu kalimat sakti.
Mengapa otak ini dipercaya oleh Allah SWT untuk menjadi motor penggerak seluruh tubuh ?? tidak kah pernah terbesit di benak kita kalau saja setiap anggota tubuh dipercaya untuk memiliki kekuasaan masing-masing dalam menggerakkna tubuhnya pasti akan menjadi sangat unik dan sangat menarik. Bila saja demikian itu benar-benar terjadi mungkin akan lebih melengkapi makna dari demokrasi  di Negara kita ini. Iya demokrasi yang berarti bahwa setiap warga Negara memiliki hak suara yang sama, begitu juga dengan yang sama-sama kita andaikan pada anggota tubuh kita. Sangat lucu sekali jika saat tangan ingin mencuri tapi sang kaki ingin melangkahkan kakinya  ke masjid, sungguh pemandangan yang sangat menarik sekali. Belum lagi jika saat mulut ingin menyantap makan siang tapi sang mata malah melirik-lirik kanan dan kiri melihat yang terjadi di sekitarnya, mungkin makananan tidak akan masuk ke mulut tetapi ke mata karena sang tangan merasa dipermainkan akhhirnya ia memutuskan untuk memberi peringatan kepada mata dengan melemparkan nasi yang tangan genggam ke arah mata.
Hahahahah lucu sekali Tapi sayangnya itu semua tak akan pernah terjadi, Allah sang maha kuasa menciptakan anggota tubuh bukan untuk saling bertingkah dan berbuat sesuka hati tetapi semuanya terorganisir dengan sangat baik sehingga menjadi satu kesatuan yang amat apik seperti sekarang ini. Oh tuhan…jika kau bisa menciptakan anggota tubuh yang akur dan apik, mengapa tak kau ciptakan manusia sama dengan anggota tubuh yang selalu saling melengkapi??? Justru yang aku kami temukan tentang hal itu hanyalah teks belaka. Teks yang tidak semua orang mengertinya bahkan untuk mengetahuinya saja hanya terhitung jari oh Tuhan…
Aku selalu beranggapan bahwa semuanya adalah keniscayaan dari apa yang telah ditulis rapih di atas sana dan hanya usaha serta doa yang mampu menghapus bahkan menggantinya. Aku percaya itu. Tetapi hari demi hari ku jalani keniscayaan itu terasa bertambah berat sedikit demi sedikit, terasa sebagai beban dan membebani sejengkal demi sejengkal. Aku tahu ini hanyalah buah pikir dari keresahan dan ketidak percayaanku terhadap keniscayaanNya saja. Tapi apa boleh buat memang inilah adanya aku saat ini.saat di mana aku merasa menjauh dari kepercayaan akan keniscayaaNya dan selalu beranggapan bahwa semua ini belum tertulis tetapi hanya ingin menjadi tulisan dan bisa dengan mudahnya aku hapus bahkan aku ganti dengan apa yang aku inginkan.
Ah sudahlah itu mungkin hanya persinggahan ego ku saja yang telalu berambisi untuk merubah susunan kata dari tiap-tiap kalimat yang sudah tertulis di atas sana. Cemoohanpun justru muncul dari dalam diriku sendiri. Kesendirianpun justru muncul di tengah keramaian hiruk pikuk kehidupan juga kebencian bahkan muncul di tengah kebahagiaan. Apa maksud dari semua ini Rabb….
Segala keluh kesahku di atas kertas ini seakan menjadi tolak ukur apa dan bagaimana diri ini, tetapi semua itu salah…aku hanya seorang penggerak kedua tanganku untuk terus menggerakkan jari jemarinya guna mengisi lembar demi lembar kisah kehidupan yang belum tergores oleh tinta manapun sebelumku. Sayangnya itu hanya berlaku di duniaku dan tidak berlaku pada ketetapan-ketetapan akan keniscayaanya. Oh malang sekali kau tangan yang ku gerakkan…kau bergerak hanya karena tuntutan si otak yang mempunyai andil lebih dalam hidup ini. Apa kau tidak pernah bermimpi untuk bisa melakukan semuanya dengan kesenanganmu tangan????
Anggota tubuh memang diciptakan untuk salng melengkapi…tapi tidak untuk kita..???
KITA…seperti kata asing tapi sering ku dengar dan merdu suaranya. Setiap langkah yang kita langkahkan rupanya tak pernah lepas ya dari kata KITA. Ah malu sekali rasanya dengan kaki ini…sudah lama langkahan kaki ini ditemani dengan langkah kita, tetapi KITA tak berbalas pertemanannya…sungguh malang sekali. Biarlah…yang terpenting kita belum memmbuat si kaki telah bekerja keras untuk melangkahkan kakinya lebih jauh lagi dan lupa bagaimana caranya kembali.
Ternyata pekerjaan yang paling sulit adalah melangkahkan kembali kaki KITA ke tempat awal. Tempat dimana kita belum pernah bertemu dan saling mengenal, tempat di mana rasa cinta yang amat konyol itu datang dan tak jelas dari mana sumbernya, tempat di mana hati ini tak pernah mengukir namamu dan meminta mu, tapi lagi-lagi itu adalah kenyataan dari sekian keniscayaan Nya. Ah pertemuan yang sangat tidak perlu sekali. sapaan hangat yang terlontar dari mulut secara tidak sengaja itu ingin ku Tarik kembali jika ku mampu, ingin ku hilangkan dan ingin semua itu tidak terjadi. Sehingga aku bisa belajar lebih dalam lagi mengenai arti CINTA.
Sedari bertemu denganmu aku banyak belajar tentang ego, kesabaran dan ketulusan. Dan point  terbesar yang aku dapat dari mu adalah tentang semua itu. Kau ajarkan aku semua itu dengan seimbang sampai akhirnya sekarang aku tidak memiliki ego, tidak juga memiliki kesabaran dan ketulusan. Baru kusadari bahwa…selama ini kau tidak hanya mengajarkanku tentang itu semua tetapi juga membodohiku…sampai aku tidak mengerti mana ego dan mana kesepakatan, mana kesabaran dan mana ketidaksabaran dan yang paling penting adalah mana yang benar-benar tulus dan mana yang hanya terlihat tulus.
Ketulusan yang ku beri dan ku dapat dari mu hanya suatu hal yang terlihat tulus. Pedih sekali kesimpulanku ini..tapi ini adanya. Menara Eifell tidak akan pernah pantas jika berdiri kokoh tidak di tengah-tengah kota fashion Paris, Sungai Nil juga tidak akan pernah menjadi sungai terpanjang jika keberadaanya tidak di tengah-tengah mesir yang indah itu, begitu juga hatimu yang utuh itu…tidak akan pernah menjadi utuh jika disandingkan dengan sepotong hatiku ini. Baru ku sadari  KITA memang sama-sama memiliki potongan hati…tapi hanya saling memiliki satu sama lain dan bukan untuk disatukan menjadi hati yang indah nan abadi. Aku sadar betul semua yang ku beri begitu saja kau lupakan tanpa pernah mengingat apa itu, kapan bahkan siapa yang memberikan. Yang tertinggal hanyalah bekas bayanganku di pikiran mu yang entah sampai kapan hanya akan menjadi bayanagan dan tak akan pernah hidup lagi. Berbeda halnya denganku…bagiku aku selalu memeberi yang terbaik darimu dan perjuanganku untuk melihatmu kembali ke dalam pelukanku adalah harapan yang paling besar dalam hidupku…ada beberapa hal yang belum aku beritahu padamu ….bahkan banyak hal  yang belum sempat ku sampaikan padamu.
Janji kita, kata-kata kita bahkan surat-surat yang dulu kau berikan untukku masih tersimpan rapi dalam lemari ku. Aku selalu menyediakan ruangan yang paling khusus untuk surat-surat itu agar tak ada satu orangpun yang membacanya dan menyadari betapa aku mencintamu ….Gaya tulisanmu dalam surat itu masih terekam betul dalam benakku, masih teringat betul saat kau melaimbaikan tangan kepadaku dari kejauhan dan masih teringat betul bagaimana kau menitipkan secarik kertas surat yang dilipat rapi hanya untuk memastikan keadaan ku baik baik saja. Terimakasih de untuk waktu yang tak bisa diulang. Terimakasih untuk kehadiranmu yang tak pernah ku hapuskan dan terimakasih untuk tatpan dan snyumanmu yang masih sangat berbekas di hati ini.
Suatu hari jika kau membaca ini…berarti aku gagal menjaga rahasia cinta ku, tapi kegagalan dalam arti yang lain. Kegagalan yang memiliki makna besar.. kegagalan yang hanya bisa digagalkan oleh orang sepertimu...
Dari aku...Pena yang pernah menulis nama mu



Sabtu, 07 Mei 2016

Alam Cerita Pena



Seakan hidup tak pernah fana, seakan mati sejauh Dunia Tengah dalam Film fantasi yang tidak akan pernah kau jamah. Hidup ternyata tidak lama. Lahir-tumbuh dewasa-menghidup ikeluarga lalu bersiaga untuk asuransi diri di Akhirat besok atau lusa. Terlalu naïf jika hanya mengartikan hidup sebagai persinggahan, karena ternyata masih banyak yang menganggap hidup adalah Taman Bermain yang tersedia segala permainan di dalamnya. Aku belum yakin akan tulisan ku di atas. Karena hatiku belum mengucapkan seutuhnya.Ya perlu Hati yang Utuh untuk mengeluarakan ide atau gagasan dalam tulisan. Sayangnya entah mengapa hati ini belum juga bias utuh ini. Mungkin hatiku sedang memiliki kesibukan yang lainnya, sehingga tidak bias memberikan buah pikirnya untuk buah penaku saatini dan selanjutnya.
Saat ini hanya ada satu permohonanku‘’ Rabb…jangan izinkan sesuatu terjadi kecuali yang telah engkau tuliskan untukku ‘’ Sebuah untaian kalimat yang dari hari kemarin diam dalam benakku dan dengan leluasanya menguasai pikiranku bahkan memenjarakannya. Ini atas Izinnyakah ?? Pasti. Langit selalu ditemani sang awan untuk menyaksikan kepastiannya di bawah sana. Bagiku langit dan awan adalah salah dua makhluk ciptaan Allah yang punya kelebihan sangat unik, karena dia ditugaskan untuk diam di atas sana sambil menyaksikan makhluk-makhluk Nya menjalankan semua kepastianNya, menyaksikan semua hal ihwal yang manusia perbuat demi keberlangsungan hidup mereka. Ah sungguh lucu sekali yang terjadi di bawahsini…mereka ( manusia ) selalu menganggap dirinya benar dan jauh lebih baik dari pada yang lainnya, padahal di atas sana sang langit dan awan tersenyum lebar menyaksikan tingkah kita yang Konyol. Mondar-mandir sana-sini, berpakaian rapi sana-sini, berbuat baik sana-sini tapi juga berbuat kejelekan sana-sini, bermuka ceria sana-sini tapi juga bermuka masam sana-sini. Ah lucunya di bawah sini.
Mungkin jika sang langit dan awan diizinkan bicara oleh Allah SWT, kalimat yang pertama keluar adalah ‘’ kamu barusan menyanjungnya di sana, tapi kenapa mencelanya di sini ? ‘’Apa itu adalah kenyataan yang sengaja Allah ciptakan ?? apa itu adalah kepercayaan yang memang Allah anugerahkan??? Atau itu hanya sebuah permainan yang sudah diatur bagaimana akan berakhir ???
Jangankan makhluk-makhlukNya untuk menjawab pertanyaan itu, langit dan awan saja yang hanya ditugaskan sebagai penonton di atas sana kebingungan dan diam tanpa sepatah katapun melihat semua ini .
Oh Tuhan…berapa kali harusku tuliskan hal ini agar kau mendengarnya ??? berapa kali kugoreskan tinta hitam pekat ini pada setiap lembaran hidupku?? Haruskah kembali ada yang harus terjatuh??? Haruskah kembali ada yang harus tertawa ???
Tertawa dan terjatuh adalah hal yang sama. Yang tertawa merasakan kepedihan setelah tawanya habis, begitu pula yang terjatuh, yang terjatuh merasakan tertawa saat jatuhnya habis. Inikah hidup yang memang sengaja kau rencanakan ??? dalam semua perbedaan cara hidup dan pola pikir yang tak terejawantahkan bahkan oleh seorang Professor??? Ah sebenarnya mustahil ada kehidupan sepeti ini …atau mungkin memang kenyataan dan takdir yang terlanjur tertulis di atas sana. Jika memang demikian…ajari aku untuk menghapusnya Tuhan. Ajari aku untuk kembali menuliskan kenyataanku di hari kemudian dengan pena dan tintaku saja, sampai aku jenuh untuk melakukannya dan akhirnya memasrahkan diri untuk kembali kau tuliskan segala kenyataanku.
Jika pena dan tinta yang Kau gunakan tidaklah sama dengan pena dan tinta yang kami miliki, lantas dimana kami mendapatkannya, di toko buku terdekat, di agen makanan terjauh atau bahkan di Pasar ON LINE….ohhhh ternyata pena dan tinta itu bukan berarti Pena dan tinta secara akal kita, tetapi pena dan tinta secara artificial tidak alami dan buatan. Artinya sejatinya manusia dan segala mahkluknya adalah pemegang dan pemilik penuh suratan tak dir dan kenyataan. Hanya saja mereka butuh pena dan tintanya. Pena dan tinta yang tertuang dalam sebuah ‘’ USAHA ‘’. Jika sudah berusaha makaPena dan tinta sudah menjadi milik mereka. Cara untuk memiliki pena dan tinta tersebut adalah “USAHA ‘’.