Beberapa hari berguling tanpa goresan pena, pikiran terjauh justru hanya sampai di pelupuk mata. Ini pasti hanya mimpi, pikirku saat itu.
Terarah tidak terarah jalan ini sepertinya adalah takdir yang terjungkir. Sempit hati terus menggelayuti untuk tidak menulis dengan bahasa hati. Seketika aku kehilangan kepercayaan itu. Ternyata benar...yang menggerakan tangan dan penaku adalah liuk bayangmu dibalik sebuah buku, buku kehidupan yang dengan bebas aku tulis. Lembar demi lembar bagiku adalah tarian indah sang penari ulung untuk menghibur bara panas hati, dan itu dirimu. Kembalilah...kembalilah dan beri aku kepercayaan itu.
Jumat, 08 April 2016
Beri aku kepercayaan lagi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar